Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar ( Al-Baqoroh : 155 )
Suatu hari Syeikh
Ibrahim al Hilaly al Halaby seorang ulama besar dan memiliki pribadi shalih
pergi ke Masjid al Azhar untuk belajar. Selama masa belajar itu, ia
kehabisan bekal, tak ada yang bisa ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Sudah beberapa hari ia tak menemukan
sesuatu untuk dimakan. Ia sangat lapar. Berharap menemukan sesuap makanan, ia
keluar dari asramanya yang terdapat di dalam masjid dengan langkah gontai, di
tengah perjalanan ia menemukan sebuah rumah dengan pintu tidak tertutup,
semerbak hidangan lezat keluar dari celah kedua daun pintu itu.
Ia memasukinya,
menuju ke dapur. Tak ada seorang pun di tempat itu. Ia ambil sendok dan
menusukkannya ke sebuah hidangan. Ketika ia hendak menyuapkan ke mulutnya,
jiwanya seketika menarik nafsu kotornya itu, menghalang-halanginya.
“Tinggalkan, kamu belum dapat izin untuk memakannya”. Iapun keluar lagi
meninggalkan rumah itu dengan rasa lapar yang makin tak tertahan menuju
kamarnya lagi.
Namun belum ada
satu jam, tiba-tiba gurunya dengan membawa seorang tamu masuk ke kamarnya.
Gurunya berkata, “Anak ini sangat bagus, ia datang kepadaku untuk menuntut ilmu
agama”. Ternyata sang guru tengah memilihkan calon suami untuk anak perempuan
tamunya itu. “Aku memilihmu untuknya. Berdirilah, mari kita langsungkan akad
nikah. Setelah itu kau resmi menjadi keluarganya”, kata sang guru. Iapun
menerima, sebagai rasa patuh kepada sang guru, lalu pergi bersama mereka. Tak
disangka, ternyata mereka membawanya ke rumah yang pintunya terbuka tadi, yang
ia telah menusukkan sendok di salah satu hidangannya.
Ia duduk, dan
proses akad antara dia dan wali perempuan dimulai. Setelah acara selesai,
dilanjutkan acara makan-makan. Makan yang disuguhkan adalah hidangan yang ia
incar namun tidak jadi tadi. Ia mencicipnya sedikit, sembari membatin, “Aku tak
dapat memakannya tanpa izin Allah, kini dengan izin-Nya Dia memberikan makanan
ini untukku. Bahkan sebagai orang yang dimuliakan, dihormati dan sebagai
seorang suami”.
Tak cukup itu, ia
pun mendapat seorang istri shalihah. Yang di kemudian hari menjadi ibu dari
anak-anaknya yang shalih .
Maha Suci Allah,
yang mencukupkan halal dari haram, yang memberikan pada setiap makhluk-Nya
rizki, makan, minum, karena mereka harus makan, harus mencukupi kebutuhan.
Sahabat......Setiap
kita pasti akan menghadapi ujian, cobaan dan bencana. Karena itu, ketika diuji,
hendaknya ia bersabar dan mengharapkan pahala kepada Allah atas musibahnya.
Jika demikian, tentu Allah tidak akan menyia-nyikan sesuatu pun untuknya,
bahkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang
hilang darinya.
Dalam Shahih-nya,
Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah ra, bahwasanya ia berkata, "Aku
mendengar Rasulullah saw, 'Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah,
lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah, 'Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah
aku pahala karena musibah ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik
darinya,' kecuali Allah akan memberinya ganti yang lebih baik.' Ummu Salamah
berkata, 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, 'Siapakah orang
Islam yang lebih baik dari Abu Salamah?, (penghuni) rumah yang pertama kali
hijrah kepada Rasulullah saw? Lalu aku mengucapkan perkataan diatas, kemudian
Allah menggantikan untukku Rasulullah saw sebagai suami'."
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya” (QS.Al Thalaaq [65]: 2-3).