Nabi Muhammad
s.a.w. bersabda: "Perbanyaklah kenalan orang-orang fakir miskin dan
berbudilah kepada mereka karena mereka kelak akan mendapat kekuasaan."
Sahabat bertanya: "Apakah kekuasaan mereka, ya Rasulullah?" Jawab
Nabi Muhammad s.a.w.: "Bila tiba hari kiamat maka dikatakan kepada mereka:
"Perhatikan siapa yang dahulu pernah memberimu makanan atau minuman
seteguk atau sehelai baju, maka peganglah tangannya dan tuntunlah ke
surga."
Di suatu sore
hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku
disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur
lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela
kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .
Dengan membawa
bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil
membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari tukang koran
, penyapu jalan, tuna wisma sampai Pak Polisi.
Pemandangan ini
membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang
diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ?
“Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya
atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil
tersebut sampai di sebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak
tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang.
”Dek, boleh kakak
bertanya ?” tanyaku.
“Silahkan kak.”
Jawab adik kecil.
“Kalau boleh tahu
yang barusan Adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak
polisi, itu apa ?” tanyaku dengan heran.
“Oh… itu
bungkusan nasi dan sedikit lauk kak… memang kenapa kak?” dengan sedikit heran ,
sambil ia balik bertanya.
”Oh... tidak!
Kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah
terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan
mereka?”
Lalu ,Adik kecil
ini mulai bercerita, “Dulu … aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang
tuna wisma, setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang,
dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering
tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami
kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan.”
“Apabila kami
mengingat waktu dulu… kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibuku membuka
warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik. Maka dari itu ibu selalu
mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu , jadi
kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi
kepada mereka.”
”Yang ibu ku
selalu katakan ‘hidup harus berarti buat banyak orang ‘, karena pada saat kita
kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita
bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari
ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang , kenapa kita
harus tunda.”
”Karena menurut
ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun
satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta, apa yang kita bawa?”
Kata-kata adik
kecil ini sangat menusuk hatiku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang
tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak
ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini.
Aku yang selama
ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun
untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan
sangat malu. Ya.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan
tidak mengantarku kepada Mu.
Hanya Kasih yang
sempurna serta Iman dan Pengharapan kepada-Mu lah yang dapat mengiringiku masuk
ke Surga. Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku
dari tidur nyenyakku.
....Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak
melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersuka
cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi
segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak
berkesudahan...
Janganlah ragu ,
mulailah dari sekarang membiasakan diri berbagi dan memberi walaupun itu untuk
perkara-perkara kecil ....
MALULAH kita
kepada ALLAH , berapa besar rizki yang DIA berikan untuk kita dan BERAPA BANYAK
yang kita berikan untuk NYA ....?