Kecil Tapi Nyata
Suatu hari,
seorang pemuka agama dimintai bantuan oleh seorang wanita malang yang tidak
punya tempat berteduh.
Karena sangat
sibuk, pemuka agama itu berjanji akan mendoakan wanita tersebut.
Beberapa saat
kemudian wanita itu menulis puisi seperti ini :
Saya kelaparan
...
dan Anda
membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparan saya
Saya tergusur
...
dan Anda ke
tempat ibadah untuk berdoa bagi kebebasan saya
Saya ingin
bekerja ....
dan Anda sibuk
mengharamkan pekerjaan yang Anda anggap tidak pantas, padahal halal dan saya
membutuhkannya
Saya sakit ...
dan Anda
berlutut bersyukur kepada Allah atas kesehatan Anda sendiri
Saya
telanjang, tidak punya pakaian ...
dan Anda
mempertanyakan dalam hati kesopanan penampilan saya,
bahkan Anda
menasehati saya tentang aurat.
Saya kesepian
...
dan Anda
meninggalkan saya sendirian untuk berdoa
Anda kelihatan
begitu suci, begitu dekat kepada Allah
tetapi saya
tetap amat lapar, kesepian, dan kedinginan ...
Setelah
membaca puisi itu ...
Pemuka agama
tadi terharu dan berkata : "kasihan wanita itu" ... lalu sibuk berdoa
kembali, dan wanita itu tetap tidak memperoleh tempat berteduh.
Sahabat, dalam
memberi bantuan, kita sering lebih banyak menyampaikan teori, nasihat, atau
perkataan-perkataan manis.
Namun, kadang
sedikit sekali tindakan nyata yang kita lakukan.
Berusahalah
untuk membantu orang, mengasihi orang, bukan hanya dengan perkataan atau dengan
lidah, tetapi dengan perbuatan nyata.
Orang-orang
bijak mengatakan :
SATU KEBAIKAN
NYATA, SEKECIL APA PUN, JAUH LEBIH BERARTI DIBANDINGKAN SERIBU KATA-KATA
INDAH. SATU KEBAIKAN NYATA AKAN
MENGUNDANG BEBERAPA KEBAIKAN NYATA LAINNYA.
Namun sekecil
apapun kontribusi kejahatan pemikiran kita akan melahirkan daya rusak yang
sangat dahsyat, sebagaimana kisah ilustrasi dibawah ini :
Ini adalah
kisah di masa depan, ketika alam tidak lagi ramah. Setiap kota diselubungi
kubah kaca, karena oksigen alami tak lagi cukup untuk menghidupi manusia. Hidup
manusia ditopang oleh sebuah mesin pemasok oksigen yang besar luar biasa.
Salah satu
kota bernama RACUST mengalami kekurangan energi karena pasokan bahan bakar
terputus akibat bencana. Sang Gubernur gusar, karena sadar dalam waktu beberapa
hari maka mereka akan kehabisan oksigen kalau tidak ada pasokan energi.
Akhirnya
Gubernur mengumumkan setiap warga harus menyumbangkan secangkir minyak untuk
mesin pemasok oksigen kota. Sebenarnya warga juga membutuhkan minyak untuk
kebutuhan rumah tangga mereka yang semakin menipis, tapi mereka harus memenuhinya
karena ancamannya adalah penjara. Agar tidak dikorupsi, semua warga berkumpul
berbaris untuk menuangkan bensin mereka langsung ke mesin utama.
Salah seorang
warga bernama EGOS punya ide brilian untuk dirinya. Melihat begitu banyak warga
yang antri, dan sedikitnya penjaga, ia merasa punya peluang berhemat.
“Daripada
kehabisan minyak di rumah, lebih baik aku nyumbang air saja. Tak akan terasa
bedanya secangkir air di dalam jutaan cangkir minyak” pikirnya.
Akhirnya EGOS
mengantri, berjalan, dan selalu berusaha menghindari pemeriksaan penjaga.
Ketika tiba di depan mesin, dengan lega ia menuangkan air ke dalam tangki
mesin, dan ia merasa bebas dan berhasil mengelabui pemerintah kota.
“Aku bebas
penjara, tanpa harus kehilangan setetes minyak pun” katanya bangga.
Setelah semua
warga menyumbangkan minyaknya, gubernur pun menekan tombol untuk yang
mengalirkan minyak warga ke mesin utama. Semua bersorak sorai karena mereka
bisa bertahan lebih lama sampai pasokan minyak datang.
Beberapa menit
berselang, mesin tiba-tiba mengeluarkan bunyi aneh, berasap, panas dan tak lama
kemudian mesinnya mati. Warga panik, semua panik. Kini mereka hanya bisa hidup
beberapa jam saja sampai mereka kehabisan oksigen.
Gubernur
segera memerintahkan teknisi untuk memperbaiki mesin, tapi sayangnya kerusakan
mesin ini mungkin tak sempat diperbaiki dalam waktu singkat, kerusakannya
menyebar. Mungkin sebelum mesin diperbaiki rakyat sudah mati. Gubernur begitu
kaget setelah mengetahui apa penyebab rusaknya mesin.
Tahukah kenapa
mesin tersebut hancur?
Ternyata EGOS
bukan satu-satunya yang EGOIST di negeri RACUST yang rakyatnya memang RAKUS.
EGOS merasa
dirinya sendiri yang curang sehingga tidak akan berpengaruh, tetapi ternyata
semua warga juga berpikir demikian. Setiap orang merasa “Kalau aku tukar air,
tidak akan ada pengaruhnya. Ternyata semua warga hanya menyumbangkan air bukan
minyak. Mereka merasakan sendiri akibatnya. Mereka bisa binasa karena setiap
orang berpikir hanya memberi sedikit kontribusi kehancuran. Tanpa sadar mereka menghancurkan
diri bersama-sama.
Apakah ini
terjadi dalam kehidupan kita?
Anda pernah
melihat oknum aparat di jalan yang menerima tip Rp 5.000 – Rp 10.000 dari supir
truk, atau uang damai Rp 50.000, pernah mengurus KTP , atau ngurus paspor yang
naik berkali lipat, mengurus surat tanah yang lambat, dsb.
Setiap oknum
merasa mereka cuma korupsi sedikit saja, tapi akibatnya kemerosotan mental
bangsa secara menyeluruh, dan kepercayaan yang rendah dari masyarakat.
Korupsi kecil
ini justru merusak citra aparat yang jujur secara keseluruhan.
Kita kadang
belajar malas-malasan atau bekerja malas malasan.
Kita pikir,
“Biarin aja gue malas, masa depan gue ini yang hancur”.
Padahal kalau
semua berpikir demikian, bangsa ini yang hancur.
Kita buang
sampah kecil sembarangan.
Karena yang
melakukan semua orang, maka Negara kita menjadi kotor.
KONTRIBUSI
KECIL KITA DALAM KEJAHATAN MUNGKIN MEMPUNYAI DAYA HANCUR YANG TIDAK
TERBAYANGKAN!
JADIKAN YANG TERKECIL SEKALIPUN MENJADI ABADI
DENGAN SEDEKAH